Klik untuk memberi makan

Selamat Datang Di Web Blog Saya ini. Silahkan Melihat-lihat isi didalamnya, Copy Paste lah sebanyak-banyaknya, tapi jangan lupa DILAMPIRIN SUMBER nya. O iya... Komentarnya wajib di isi...!! Terima kasih.

Senin, 18 April 2011

cara merawat mesin

SUB KOMPETENSI
MENYETEL DAN MERAWAT MESIN

a.   Menyetel dan Merawat Mesin
Tujuan Kegiatan Pembelajaran
1)       Memahami system preventive maintenance.
2)       Memahami jenis-jenis minyak pelumas
3)       Memahami cara pembuatan jadwal preventive maintenance
4)       Memahami teknik penyetelan mesin

b.  Uraian Materi
1)  Teknik Perawatan Mesin
Teknik perawatan adalah sesuatu system kegiatan untuk menjaga, memelihara, mempertahankan, mengembangkan dan memaksimalkan daya guna dari segala sarana yang ada di dalam suatu bengkel atau industri sehingga modal/investasi yang ditanam dapat berhasil guna dan berdaya guna tinggi secara ekonomis.
Ruang lingkup perawatan sangat tergantung dari besarnya/banyaknya sarana dan prasarana dalam suatu lembagan, institusi, industri/perusahaan serta di pengaruhi oleh kebijakan-kebijakan tertentu. Fungsi perawatan adalah menyelenggarakan teknik-teknik pemeliharaan dan perlindungan dari segala macam kegiatan produksi, non produksi  yang ada dalam lembaga, intitusi,perusahaan tersebut.
Tugas utama perawatan adalah untuk melakukan pemeliharaan , perbaikan dari alat-alat, peralatan, mesin dan perlengkapanya serta semua unit yang berhubungan dengan proses produksi atau kegiatan dengan penggunaan  sarana prasarana tersebut. Kegiatan-kegiatan tersebut meliputi :
a)    Perawatan peralatan dan perlengkapan
b)    Penggantian dan distribusi dari utilitas
c)     Inspeksi dan pelumasan

a)    Perawatan peralatan dan perlengkapan
Kegiatan dari perawatan ini mencakup dalam pemeliharaan dan perbaikan, agar mesin-mesin dan perlenkapanya (sarana-prasarana) yang berhubungan dengan kegiatan atau penggunaan sarana prasarana tersebut selalu dalam keadaan kondisi yang baik.
Tindakan perawatan yang singkat waktunya adalah yang paling menguntungkan, baik dipandang dari segi institusi, perusahaan maupun dari segi pertanggung-jawaban yang harus dipikul oleh penguna tanpa mengurangi rasa tanggung-jawabnya serta ketelitianya dan kesempurnaan cara bekerjanya. Juga perlu pencatatan dari komponen yang mengalami kerusakan sebagai dokumentasi dan sebagai pedoman untuk perencanaan perbaikan di waktu yang akan datang, (diagnosa kerusakan dibuat dalam bentuk  berita acara kerusakan).

b)    Pergantian dan distribusi utilitas
Pergantian dan distribusi utilitas ini masudnya power supply dan distribusinya karena mesin perkakas digerakkan oleh electromotor, kebutuhan kebutuhan tenaga ini adalah tenaga listrik. Dalam kegiatan pemeliharaan dan perbaikan terdapat pengelompokan kerja yaitu; bagian perbaikan dan pemeliharaan mekanik dan bagian pemeliharaan dan perbaikan kelistrikan. Namun dalam pergantian utilitas dimaksudkan antara lain; distribusi air pendingin, komponen, pelumas(oli). Kebanyakan hanya terlibat pekerjaan utilitas ini dan untuk menjamin kelancaran bekerja , akan lebih baik distribusi dan pergantian dari utilitas ini ditangani oleh bagian perawatan.

c)    Inspeksi dan pelumasan
Di sini kedua-duanya merupakan kegiatan dalam perawatan peralatan mesin yang berhubungan dengan dengan kegiatan proses produksi, kegiatan inspeksi adalah dalam rangka mencari data-data teknik untuk meningkatkan kinerja dalam perawatan , sedangkan kegiatan pelumasan sudah merupakan tindakan pencegahan untuk menghidarkan terjadinya keausan kepada bidang-bidang yang bergesekan dan bagian yang memerlukan suhu yang konstan sehingga apabila oli pelumas tidak dikontrol maka mesin akan cepat rusak sebelum waktunya.
Selain perawatan mesin dan perlengkapanya, juga untuk memperlancar tugasnya guna menunjang proses produksi dalam perusahaan atau pabrik maka perlu juga dibantu dengan:
(1)   Penyimpanan persediaan bahan dan alat
(2)   Penyimpanan barang yang tidak terpakai
(3)   Perlindungan dari bahaya kebakaran
(4)   Pengurangan suara dan polusi
(5)   Penyimpanan dokumentasi dan administrasi pemeliharaan dan perbaikan.
(6)   Pelayanan perawatan

Perawatan bertujuan untuk memelihara alat-alat, kelancaran pemakaian alat-alat produksi/mesin perkakas dan perlengkapannya, keamanan instalasi, efisiensi dari beberapa unit produksi, memperpanjang umur teknis mesin – gedung, alat-alat lain, untuk menciptakan kondisi kerja sebaik-baiknya, sekaligus mempertahankan kondisi sarana dalam perawatan berupa; alat-alat, mesin dan perlengkapan agar pelaksanaan kegiatan produksi dan keamanannya, perlidungan dari bagian-bagian yang berbahaya dapat dijamin lancer dan baik.
Kegiatan perawatan dapat dibedakan yaitu:
(1)   Perawatan rutin
Perawatan rutin ialah perawatan atau kegiatan yang harus dilakukan setiap hari dan sifatnya terus menerus dan sistematis.
(2)   Perawatan periodic
Perawatan periodic ialah perawatan yang dilakukan pada jarak waktu tertentu dan harus dilakukan rutin dan sistematis pula.
(3)   Perawatan berencana
Perawatan berencana ialah tindakan perawatan yang dilakukan atas dasar perencanaan sebelumnya sehingga segala sesuatu berjalan lancar dalam waktu singkat.
(4)   Perawatan pencegahan
Perawatan pencegahan ialah pekerjaan yang dilakukan sebelum fasilitas mengalami kerusakan, jadi tindakan/pekerjaan perawatan ini semata-mata telah direncanakan sebelumnya.
(5)   Tindakan perbaikan
Tindakan perbaikan ialah perbaikan setelah mesin mengalami kerusakan, karena alat-alat yang di pakai dalam perbaikan ini telah siap sebelumnya maka kegiatan tersebut termasuk kategori perawatan.
(6)   Overhaul
Overhaul ialah perbaikan besar dalam rangka mengembalikan kondisi standard suatu mesin yang tingkat kerusakannya telah total.

d)    Kerusakan Mesin

Banyak dan sedikitnya kerusakan mesin sangat tergantung pada spesifikasi mesin itu semakin fleksibel fungsi mesin dan semakin rumit perencanaan mesin, maka jenis kerusakannya  semakin banyak, sebagai contoh suatu mesin bubut kecil dengan system pergerakan belt, maka frekuensi kerusakan akan lebih kecil dibandingkan dengan mesin bubut besar dengan system pergerakannya dengan roda gigi atau hidrolik maupun elektrik.
Kerusakan di dalam mesin dapat dikategorikan sebagai berikut:
(1)   Kerusakan elemen-elemen mekanik yang dirakit sehingga menjadi satu kesatuan komponen mesin.
(2)   Kerusakan rangka tuangan baik bersifat tetap dan yang bergerak.
Kerusakan pada elemen-elemen mesin pada umumnya menyangkut pada kualitas dan fungsinya elemen-elemen mesin itu tidak dapat bekerja sempurna dalam kelompoknya, penyebab kerusakannya juga bermacam-macam misalnya:
Ø  Kerusakan karena aus permukaan/bidang geseknya
Ø  Kerusakan karena korosi/karat
Ø  Kerusakan karena pukulan
Ø  Kerusakan karena pengendoran baut-baut pengikat sehingga spilingnya besar, hal ini biasanya kesalahan diwaktu penyetelan dan adanya getaran yang dapat menyebabkan baut-baut ikat mengendor.
Kerusakan bagian rangka tuangan, dimana rangka tuangan mesin merupakan elemen utama, rangka mesin. Pada rangka tuangan ini elemen-elemen mesin dirakitkan sehingga menjadi mesin lengkap atau menjadi komponen mesin yang lengkap.
Gaya tahan, gaya geser, getaran dan lain-lain ditahan oleh rangka tuangan, maka lama kelamaan rangka tuangpun mengalami kelelahan atau daya tahannya berkurang. Disamping itu masih banyak lagi kerusakan yang terjadi pada rangka tuang diantaranya:
§  Kerusakan rangka tuang karena keausan
§  Kerusakan rangka tuang karena cacat terkena  goresan, pukulan dan alat-alat potong
§  Kerusakan rangka tuang karena getaran/pukulan yang menyebabkan pecah, retak, cacat
§  Kerusakan rangka tuang karena pengaruh panas dan tekanan
Jika elemen mesin semakin tua umurnya maka daya tahan dalam bekerja menurun sehingga frekuensi kerusakan bertambah banyak, kondisi mesin semacam ini menunjukkan mesin harus di overhaul (turun mesin).
Suatu contoh mesin yang sering mengalami kerusakan misalnya meja ingsut meja mesin bubut, mesin frais, mesin sekrap kerusakan-kerusakan yang terjadi antara lain adalah:
q  Kerusakan pada handle penggerak dan pena
q  Kerusakan pada poros ingsut dan mur
q  Kerusakan pada penyisip (spie)
q  Kerusakan pada lintasan luncur
q  Kerusakan pada peluncur
q  Kerusakan pada roda gigi penggerak otomatis dan seterusnya.
Alat-alat komponen mesin yang masih tergolong rusak ringan apabila perbaikan yang dilakukan tidak membutuhkan biaya besar dan waktu penyelesaianya singkat, disamping itu tidak mengalami adanya pembongkaran secara besar-besaran. Alat-alat komponen mesin yang termasuk berat ialah jika perbaikan yang harus dilakukan menyangkut pada perbaikan elemen-elemen rangka tuang dan presisi penyetelan komponen terhadap mesin secara keseluruhan.
              Yang termasuk kerusakan sangat berat adalah jika perbaikan yang dilakukan harus menyangkut perbaikan elemen-elemen, rangka tuang dan presisi penyetelan komponen terhadap mesin secara keseluruhan. Masalah kerusakan berat cara dan proses perbaikan yang harus dilakukan untuk macam elemen mesin perkakas, dimana perbaikannya bersifat total dan mengembalikan kepada kualitas standard.
            Keahlian tenaga perbaikan akan menentukan mutu perbaikan mesin dan komponen, sering dalam prakteknya dirasakan oleh konsumen misalnya suatu alat/mesin yang mempunyai kerusakan tertentu maka mutu perbaikan yang diberikan oleh bengkel satu tidak sama dengan bengkel yang lain.
Faktor-faktor yang mempengaruhi mutu perbaikan adalah:
v  Kondisi elemen mesin tidak sama
v  Perlengkapan yang dimiliki bengkel
v  Teknik dan cara perbaikan berbeda
v  Kemampuan SDM berbeda

e)    Peralatan Pemeliharaan

(1)  Peralatan mekanik
Alat peralatan mekanik harus mampu untuk mengerjakan perbaikan-perbaikan berat, maka jenis dan ukurannya disesuaikan dengan tipe mesin yang ada dalam perusahaan atau pabrik. Pada umumnya alat peralatan pemeliharaan mekanik sebagai berikut:
(a)   Jenis kunci, pas, ring, sok, dan kunci L
(b)   Jenis hekker ( kecuk, sedang dan besar )
(c)   Jenis obeng ( biasa ,kembang, dan obeng tekan )
(d)   Jenis Palu (plastic, karet, tembaga, dan baja )
(e)   Jenis pendorong ( tembaga, pipa dan aluminium )
(f)    Jenis kunci inggris yang kecil, sedan, besar. 

(2)  Alat bantu pemeliharaan
Oleh karena yang dihadapi oleh maintenance bukan hanya kerusakan mesin saja, melainkan masih ada alat-alat yang bukan mesin, kerusakan alat ini juga harus diperbaiki, maka dari itu diperlukan alat-alat tambahan yaitu:
(a)   Peralatan pembuat ulir yaitu snay dan tap untuk keperluan baut, mur sebagai pengikat.
(b)   Peralatan hand press
(c)   Takel yang bekekuatan 0,5 ton, 1 ton, 2 ton
(d)   For clip untuk mengangkat mesin dan perlenkapannya
(e)   Meja kerja
(f)    Sikat baja, ragum,kikit, gergaji tangan dll
(g)   Alat-alat ukur peralatan mekanik dan alat-alat ukur untuk peralatan kelistrikan
(h)   Dan peralatan mesin perkakas lainnya
2)    Jenis-Jenis Minyak Pelumas
a)    Jenis bahan pelumas
a)    Pelumas mineral, bahan dasarnya dihasilkan dari minyak bumi.
b)    Pelumas sintesis, bahan dasamya berasal dari gas burni yang diolah melalui proses sintesa dan menghasilkan molekul baru yang bentuknya serupa, sehingga dapat mencapai stabilitas termal, oksidasi dan kinerja yang optimal. Beberapa jenis bahan dasar pelumas sintesis adalah: PAO (Poly Alpha Olefin), Polyglycol, Polyester, Phosphate Ester, dan lain-lain)
c)     Pelumas yang dibuat dari tumbuh-tumbuhan (Vegetable Oil). Pelumas jenis ini sudah mulai digunakan sebagai pelumas traktor dan mesin-mesin pertanian di negara yang sudah maju pertaniannya. Jenis-jenis yang sudah dipasarkan adalah diantaranya High Oleic Sun Flower (Minyak Bunga Matahari), rninyak Zaitun, High Oleic Rapessed, dan sebagainya.Kegunaan pelumas
d)    Pelumas hewani, bahan dasarnya dihasilkan dari minyak binatang.

b)    Kegunaan pelumas
a)    Mencegah atau mengurangi keausan mesin dari terjadinya gesekan bagian-bagian mesin yang bergerak, dengan cara memisahkan bagian-bagian yang bergerak dengan lapisan pelumas  yang mempunyai kestabilan terhadap oksidasi pada suhu tinggi dan rendah, serta tahan terhadap tekanan dan beban kejut sehingga bagian mesin yang bergerak terhindar dari keausan.
b)    Mengendalikan kotoran dengan cara melarutkan dan mendispersikan kotoran berupa jelaga, hasil-hasil oksidasi, partikel logarn keausan mesin dan lumpur (sludge) agar tidak mengganggu cara. kerja bagian mesin.
c)     Menetralisir asam-asarn basil pembakaran bahan bakar dan hasil oksidasi pelumas sehingga tidak mengganggu logam-logarn bagian mesin.
d)    Mendinginkan dan memindahkan panas keluar dari mesin, energi panas yang dihasilkan mesin diserap oleh pelumas dan dihantarkan kebagian mesin yang lebih dingin sehingga terjadi proses pemindahan panas keluar mesin.
e)    Mencegah terbentunya busa dalam proses sirkulasi pelumas dalarn sistern agar tidak mengganggu pompa dan pelumasan bagian mesin dan mencegah pengotoran udara serta bagian mesin.

c)    Sifat-sifat pelumas
a)        Viskositas
Viskositas atau kekentalan didefinikan sebagai tahanan fluida untuk mengalir. Makin tinggi viskositas, makin sulit fluida tersebut untuk mengalir (makin kental). Satuan viskositas adalah centistokes (cSt) atau mm²/s.
Viskositas dipengaruhi oleh temperatur dan tekanan. Untuk menunjukkan ketahanan viskositas terhadap perubahan temperatur pada tekanan atmosfer, dipakai indikator yang disebut viscosity index (VI), dimana perubahan viskositas diukur pada temperatur 40°C dan 100°C. Pelumas yang stabil (tidak banyak mengalami perubahan viskositas dengan adanya perubahan. temperatur) mempunyai VI yang tinggi, dan sebaliknya.

b)        Pour Point
Pour point atau titik tuang adalah temperatur terendah dirnana pelumas masih dapat mengalir.

c)        Stabilitas terhadap oksidasi
Sifat ini sangat penting bagi semua pelumas, terutama untuk penggunaan pada temperatur tinggi.

d)        Total Base Number
Total Base Number (TBN) menunjukkan kernarnpuan pelumas menetralisasi asam hasil oksidasi, kemampuan detergensi dan dispersansi guna mernbersilikan mesin dari kotoran atau deposit yang terbentuk dari hasil pernbakaran bahan bakar maupun hasil oksidasi pelurnas itu. sendiri.

e)        Total Acid Number
Total Acid Number (TAN) menunjukkan tingkat keasarnan yang berasal dari aditif (untuk Fresh Oil). Peningkatan nilai TAN pada pelurnas yang telah digunakan untuk mengindikasikan terbentuknya asarn lemah dalarn pelurnas dan pada nilai tertentu menunjukkan tanda bahwa pelurnas sudah tidak dapat digunakan lagi.

f)         Sifat anti karat
Sifat ini penting bila pelumas terkontarninasi air dalarn sistern peralatan atau mesin. Partikel karat dalarn pelumas dapat berfungsi sebagai katalis untuk mempercepat oksidasi pelurnas, bersarna kontarninan lain dalarn sistem sirkulasi, karat dapat menyumbat filter atau "Servo Valve”.


g)        Demulsibility
Demulsibility adalah sifat kemudahan untuk terpisah dari air. Sifat ini penting bagi pelurnas turbin, hidrolik, kornpressor, sistern sirkulasi dan pelurnas mesin diesel putaran menengah sampai lambat yang dilengkapi dengan water separator.

h)        Flash Point dan Fire Point
Flash point atau titik nyala adalah temperatur minimum pelumas yang dapat menguap pada tekanan atmosfer sehingga dapat menyala bila didekatkan pada api. Fire point atau titik bakar adalah temperatur minimum dimana uap pelumas cukup banyak dan dapat terbakar. Fire point pelumas biasanya 30°C diatas flash point-nya.

i)         Copper Strip Corrosion
Sifat ini digunakan secara luas untuk mengevaluasi pengaruh korosi pelumas terhadap tembaga karena umumnya mesin atau peralatan industri mengandung bagian metal yang terbuat dari tembaga.

j)         Densitas
Densitas adalah perhandingan berat dengan volume. Karena volume berubah terhadap tekanan dan suhu, maka densitas demikian pula. Densitas penting untuk menghitung volume menjadi satuan berat atau sebaliknya guna perhitungan biaya angkutan.
Secific Gravity (SG) atau berat jenis pelumas adalah perbandingan antara densitas pelumas terhadap densitas air. Sebagai standar, untuk pelumas digunakan SG pada 15/4°C, yang berarti pelumas diukur pada suhu 15°C, sementara air diukur pada suhu 4°C, keduanya pada tekanan atmosfer.

k)        Warna
Warna pelumas  secara normal tidak ada hubungannya dengan sifat-sifat pelumasan kecuali untuk melihat adanya kontaminasi atau sebagai petunjuk untuk kesamaan dari produk bersangkutan.

d)    Pelumas mesin industri
a)    Pelumas roda gigi
Untuk roda gigi industri yang beban/kondisi operasinya ringan dimana risiko kerusakan permukaannya relatif kecil, dapat digunakan straight mineral base oil. Untuk roda gigi seperti ini pemilihan viskositas hanya ditentukan oleh besarnya daya yang ditransmisikan dan kecepatan putar pinionnya. Pada pelumas roda gigi jenis tertentu berlaku ketentuan umum yaitu bila kecepatan putar semakin tinggi diperlukan pelumas yang viskositasnya rendah, dan bila daya yang ditransmisikan makin besar diperlukan viskositas makin tinggi. Hal tersebut dapat dipergunakan terutama pada roda gigi jenis spur dengan beban rendah.
Pada kondisi operasi roda gigi sangat berat atau beban kejut besar perlu digunakan tribological additives. Pada roda gigi jenis spur, helical, worm dan bevel dengan beban berat, biasa digunakan beberapa jenis tribological additives antara lain yang mengandung unsur sulfur dan fosfor, aditif tersebut memberikan perlindungan yang sangat baik pada sifat anti wear dan extreme pressure pada berbagai kondisi operasi. Untuk roda gigi terbuka
dapat digunakan pelumas dengan viskositas sangat tinggi dengan sifat adhesi yang bagus.
Untuk roda gigi dengan kondisi operasi yang sangat berat (beban dan temperatur tinggi) penggunaan mineral base oil kadang-kadang tidak memadai sehingga sering digunakan syntetic base oil, antara lain polypropylene glycol (misal, shell tivela dan mobil glygoyle)    capacity yang baik, viskositas indeksnya sangat tinggi, titik tuang rendah dan memiliki sifat "low frictional characteristic".
Gemuk lumas khusus dan pelumas semi fluid kadang-kadang juga digunakan pada beberapa aplikasi roda gigi industri, diantaranya pelumas akan memberikan pelumasan yang sangat memuaskan pada roda gigi dengan logarn baja/bronze pada kondisi temperature operasi yang bervariasi. Untuk roda gigi terbuka, diperlukan pelumas yang memiliki karakteristik tahan terhadap air, anti wear dan sifat anti rust.
(a)   Sifat penting pelumas roda gigi
Pelumasan yang digunakan untuk roda gigi industri harus memenuhl beberapa kriteria dasar tersebut dibawah ini,
·         Mencegah terjadinya keausan (wear prevention)
·         Mengurangi gesekan
·         Mencegah scoring/scuffing dan welding
·         Sebagai media pendingin
·         Melindungi dari karat.
Kernampuan pelumas untuk memenufhl kebutuhan dasar tersebut diatas ditentukan oleh properti dasar, yang telah tersedia pada sifat dasar base-oilnya, sementara properties lannya terpaksa harus dipenuhi dengan menambahlean beberapa aditif.
(b)   Standar unjuk kerja pelumas roda gigi
Spesifikasi atau standard performance pelumas roda gigi dikeluarkan oleh beberapa asosiasi (AGMA, US, Steel, DIN, dsb) maupun beberapa OEM terkenal, misalnya David Brown. Cincinnati Milacron dan Ford. Spesifikasi tersebut secara luas diakui dan gunakan oleh para produsen pelumas maupun para produsen gearbox.
Beberapa standar performance pelumas roda gigi industri yang umurn dipergunakan adalah berikut:
·         US.Steel 224
·         AGMA 250.04 EP
·         DIN 51517 (Part 3)
·         David Brown Number S 1.53 101

b)    Pelumas hidurolik
Kemampuan pelumas hidrolik untuk melumasi mencegah korosi dan kebocoran system tergantung kepada sifat-sifat dasar yang tingkatannya dapat lebih besar atau kecil.
Bebrapa sifat penting pelumas hidrolik adalah viskositas, kestabilan oksidasi, Sifat anti aus, Demilsibility, dan air realese.
Air release, adalah kemampuan pelumas untuk tidak membentuk buih yang stabil dengan udara, sehingga selalu membebaskan udarayang masuk.
Pelumas hidrolik produksi Pertamina antara lain :
(a)   Turalik series ISO VG 22, 32, 37, 46, 68, 100.
(b)   Turalik C Series, meliputi : ISO VG5, 10, 22, 68, 100, 220 dan 320.

c)    Pelumas bantalan
Pelumas yang digunakan untuk melumasi bantalan yang merupakan produk Pertamina antara lain :
(a)   Sebana series (ISO VG 100, 220, 320, dan 680)
Minyak pelumas ini digunakan untuk berbagai kepentingan seperti untuk mesin-mesin atau peralatan dengan oil-drop atau pelumas “bath” dan pada bantalan gelincir dan bantalan gelinding pada industri.
(b)   Sebana P Series (ISO VG9, 22, 32, 46, 68, 100, 150, 220, 320, 460)
Pelumas Sebana P Series merupakan minyak mineral kualitas tinggi untuk memberikan kepuasan hasil dalam pelumasannya dimana diperlukan pelumas tanpa aditif.


3)    Jadwal Perawatan Mesin
Macam perawatan yang direncanakan menurut jadwal periode perawatan preventive diklasifikasikan sebagai berikut :
Inspeksi                              I
Reparasi kecil                      K
Reparasi medium     M
Bongkar total                       B
Contoh siklus perawatan :
Repair Complexity
Siklus
I
K
M
Periode antara dua masa (bulan)
Periode antara B ke B (tahun)
0 s/d 30
B-I1-K1-I2-K2-I3-M1-I4-K3-I5-K4-I6-M2-I7-K5-I8-K6-I9-B1 …
9
6
2
6
9

Periode antara dua masa perawatan dalam bulan adalah jarak antara B ke I1, atau dari I1 ke K1, atau dari K1 ke I2 dan seterusnya sampai I9 ke B1.
Periode antara dua masa bongkar total adalah jarak antara B ke B1 yang pada siklus ini berjumlah 18 kali berarti apabila priode antara dua masa perawatan mesin adalah 6 bulan berarti periode antara B ke B1 adalah 18 x 6 bulan = 9 tahun.
Periode antara dua masa perawatan dan priode antara bongkar total dapat berubah untuk tipe produksi yang berbeda, seperti :
a)    Tipe produksi (msssal/berantai/satuan)
b)    Jenis material yang dikerjakan (baja/besi tuang/almunium/perunggu)
c)     Shift atau giliran kerja per hari.
d)    Memakai pendingin alat potong atau tidak.

Perencanaan penjadwalan disusun dengan bertitik tolak dari perencanaan operasi perusahaan secara keseluruhan, sebelum menetapkan rencana harus dilakukan analisis terlebih dahulu untuk menetapkan sampai sejauh mana posisi kita sekarang. Faktor-faktor yang. harus diperhatikan dalam mempertimbangkan untuk untuk menetapkan jadwal perawatan mesin adalah sebagai berikut:
a)    Tingkat kerunnitan perawatan
b)    Jadwal perkiraan waktu produksi
c)     Tingkat perawatan yang harus dilaksanakan
d)    Kartu riwavat mesin
e)    Kernampuan personil pelkasna peawatan mesin
Mesin-mesin yang mempunyai tingkat kerumitan perawatan yang sama, harus dibagi merata selarna setahun, untuk menghindari beban kerja perawatan yang tidak merata. Jumlah jam kerja orang, (man hour) setiap bulannya harus seimbang, dan sesuai dengan.waktu kerja dari perusahaan secara keseluruhan sehingga tidak terjadi kelebihan waktu kerja (over time) yang seharusnya tidak usah terjadi.
Jadwal perawatan mesin harus dibagi menjadi jadwal perawatan mesin jangka pendek, jangka menengah dan jadwal perawatan mesin jangka panjang.
Jadwal perawatan mesin jangka pendek adalah jadwal perawatan mesin harian yang berupa pelumasan pada waktu-mesin dan peluman mesin pada waktu mesin selesai dipakai.
Perawatan ini dapat dilaksanakan oleh operator dari mesin vang bersangkutan. Petunjuk-petunjuk tentang perawatan ini harus dijelaskan dengan baik sehingga tidak terjadi kesalahan pernberian pelumas. Simbol-simbol pelumasan harus ditempelkan didekat mesin tersebut.
Untuk mesin-mesin dengan pelumasan otomatis atau dengan pelumasan sentral, harus diberikan petunjuk untuk melaksanakan pelumasan tersebut.
Jadwal perawatan mesin jangka sedang adalah perawatan mesin bulanan yang disusun dari jadwal perawatan mesin tahunan yang dalarn penyuunannya harus disesuaikan dengan jadwal operasi produksi pada bulan yang bersangkutan, sehingga tidak terjadi bentrokan.
Jadwal perawatan bulanan merencanakan kapan ; berapa lama dan berapa hari perawatan tersebut akan dilaksanakan sehingga jam kerja orang (man hour) untuk kegfatan perawatan tersebut dapat direncanakan. Jadwal perawatan mesin jangka sedang juga berupa perneriksaan kualitas dan tingkat pelumasan seluruh mesin yang berupa penambahan, perbaikan dan pemeriksaan tingkat pelumasan dan kebersihan peluncur-peluncur.

4)    Penyetelan dan Perawatan Mesin
a)    Menyetel kerataan mesin
Gambar 2.99. Cara melevel mesin bubut
Kerataan pada posisi A – A = 0

Gambar 2.100. Cara melevel mesin frais
1.     Kerataan pada posisi A – A = 0
2.     Kerataan pada posisi B – B = 0
3.     Kerataan pada posisi A - A = B - B = 0

Gambar 2.101. Cara melevel mesin sekrap
1.     Kerataan pada posisi A – A = 0
2.     Kerataan pada posisi B – B = 0
3.     Kerataan pada posisi A - A = B - B = 0


Gambar 2.102. Baud level

Gambar 2.103. Pasak level

Gambar 2.104. Blok level


b)    Memeriksa kerataan jalan luncur mesin bubut
Gambar 2.105. Memeriksa kerataan jalan luncur mesin bubut
1.     Pada jalan luncur eretan             A
2.     Pada jalan luncur kepala lepas    B

c)    Memeriksa kerataan meja mesin frais.
Gambar 2.105. Memeriksa kerataan meja mesin frais
1.     Pemeriksaan pada bidang     A
2.     Pemeriksaan pada bidang     B
3.     Pemeriksaan pada bidang     C
4.     Pemeriksaan pada bidang     D


d)    Merawat mesin
Beberapa hal yang perlu dilakukan dan termasuk kedalam bagian perawatan mesin diantaranya :
(1)       Bersihkan bidang cekam pada benda kerja dan alat cekam sebelum dilakukan pengikatan benda, hal ini untuk mencegah terjadinya kerusakan pada permukaan alat cekam.
(2)       Bersihkan pula bidang pengikatan alat potong
(3)       Gunakan cairan pendingin yang sesuai dengan kebutuhan selama proses pemotongan
(4)       Menyimpan semua peralatan (alat penandaan, alat ukur, alat potong, dan peralatan pembantu lainnya) secara teratur dan benar.
(5)       Periksa kondisi mesin sebelum dan sesudah digunakan
(6)       Setelah selesai bekerja, bersihkan semua peralatan yang digunakan dan simpan kembali di tempat semula secara teratur dan benar.
(7)       Matikan semua saklar listrik yang berhubungan dengan mesin
(8)       Bersihkan mesin dari semua kotoran dan air yang tergenang terutama pada bagian permukaan mesin yang tidak dicat.
(9)       Lumasi permukaan mesin yang tidak dicat secara tipis dan merata.
(10)     Tutup mesin dengan sarung pelindung.

c.  Rangkuman
1)  Teknik Perawatan Mesin
Teknik perawatan adalah sesuatu system kegiatan untuk menjaga, memelihara, mempertahankan, mengembangkan dan memaksimalkan daya guna mesin yang ada di dalam suatu bengkel atau industri sehingga modal/investasi yang ditanam dapat berhasil guna dan berdaya guna tinggi secara ekonomis.
Kegiatan perawatan meliputi :
a)    Perawatan peralatan dan perlengkapan
b)    Pengantian dan distribusi dari utilitas
c)     Inspeksi dan pelumasan
Kegiatan perawatan dapat dibedakan yaitu perawatan rutin, perawatan periodic, perawatan berencana, perawatan pencegahan, tindakan perbaikan, dan overhaul.

2)    Jenis-Jenis Minyak Pelumas
a)    Jenis bahan pelumas
(1)   Pelumas mineral,
(2)   Pelumas sintesis,
(3)   Pelumas yang dibuat dari tumbuh-tumbuhan
(4)   Pelumas hewani,
b)    Kegunaan pelumas
(1)     Mencegah atau mengurangi keausan
(2)     Mengendalikan kotoran
(3)     Menetralisir asam-asarn basil pembakaran bahan bakar dan hasil oksidasi pelumas
(4)     Mendinginkan dan memindahkan panas keluar dari mesin,
(5)     Mencegah terbentunya busa dalam proses sirkulasi pelumas
c)    Sifat-sifat pelumas
(1)           Viskositas
(2)           Pour Point
(3)           Stabilitas terhadap oksidasi
(4)           Total Base Number
(5)           Total Acid Number
(6)           Sifat anti karat
(7)           Demulsibility
(8)           Flash Point dan Fire Point
(9)           Copper Strip Corrosion
(10)       Densitas
(11)       Warna
d)    Pelumas mesin industri
(1)     Pelumas roda gigi
(2)     Pelumas hidurolik
(3)     Pelumas bantalan

3)    Jadwal Perawatan Mesin
Macam perawatan yang direncanakan menurut jadwal periode perawatan preventive adalah Inspeksi (I), reparasi kecil (K), reparasi medium (M), dan bongkar total (B)
Faktor-faktor yang. harus diperhatikan dalam mempertimbangkan jadwal perawatan mesin adalah sebagai berikut:
a)    Tingkat kerumitan perawatan
b)    Jadwal perkiraan waktu produksi
c)     Tingkat perawatan yang harus dilaksanakan
d)    Kartu riwavat mesin
e)    Kernampuan personil pelkasna peawatan mesin

4)    Penyetelan dan Perawatan Mesin
Penyetelan mesin dilakukan sebelum mesin dipasang pada tempatnya atau sebelum digunakan, sedangkan perawatan dilakukan selama mesin berada di bengkel dan digunakan.

Tes Formatif
Tes tertulis
1)    Kegiatan perawatan meliputi
a)    Perawatan peralatan dan perlengkapan, penggantian dan distribusi dari utilitas, inspeksi dan pelumasan.
b)    Perawatan peralatan dan perlengkapan, perawatan rutin, dan periodic.
c)     Perawatan penggantian dan distribusi dari utilitas, perawatan berencana, dan perawatan berkala.
d)    Inspeksi dan pelumasan, perawatan pencegahan dan overhaul.

2)    Berikut ini merupakan tujuan perawatan mesin, kecuali :
a)       Memelihara alat, melancarkan pemakaian alat, keamanan instalasi, efisiensi, dan memberikan tugas pekerjaan yang jelas.
b)       Memelihara alat, melancarkan pemakaian alat, keamanan instalasi, efisiensi, dan memperpanjang umur mesin.
c)       Memelihara alat, melancarkan pemakaian alat, keamanan instalasi, efisiensi, dan membuat aman kondisi pekerjaan.
d)       Memelihara alat, melancarkan pemakaian alat, keamanan instalasi, efisiensi, dan menjamin keselamatan operator mesin.

3)    Yang dimaksud perawatan rutin adalah
a)    Perawatan yang dilakukan pada jarak waktu tertentu dan harus dilakukan rutin dan sistematis pula.
b)    Tindakan perawatan yang dilakukan atas dasar perencanaan sebelumnya.
c)     Perawatan atau kegiatan yang harus dilakukan setiap saat dan sifatnya terus menerus serta sistematis.
d)    Perbaikan besar dalam rangka mengembalikan kondisi standard suatu mesin yang tingkat kerusakannya telah total..

4)    Yang dimaksud overhaul adalah :
a)    Perawatan atau kegiatan yang harus dilakukan setiap saat dan sifatnya terus menerus serta sistematis.
b)    Perawatan yang dilakukan pada jarak waktu tertentu dan harus dilakukan rutin dan sistematis pula.
c)     Tindakan perawatan yang dilakukan atas dasar perencanaan sebelumnya.
d)    Perbaikan besar dalam rangka mengembalikan kondisi standard suatu mesin yang tingkat kerusakannya telah total..

5)    Yang termasuk kedalam alat bantu pemeliharaan ialah :
a)    Jenis kunci, pas, ring, sok, dan kunci L
b)    Jenis hekker ( kecuk, sedang dan besar )
c)     Jenis obeng ( biasa ,kembang, dan obeng tekan )
d)    Peralatan hand press

6)    Berikut adalah jenis-jenis bahan pelumas, kecuali :
a)    Bahan mineral
b)    Bahan nabati
c)     Bahan sabun
d)    Bahan hewani

7)    Berikut ini adalah kegunaan pelumas, kecuali :
a)    Mencegah atau mengurangi keausan mesin
b)    Memperpanjang usia mesin.
c)     Mengendalikan kotoran
d)    Menetralisir asam-asarn basil pembakaran bahan bakar dan hasil oksidasi pelumas

8)    Yang dimaksud viskositas adalah :
a)    Ketahanan fluida untuk mengalir.
b)    Temperatur terendah dirnana pelumas masih dapat mengalir.
c)     kemudahan untuk terpisah dari air.
d)    Kernarnpuan pelumas menetralisasi asam hasil oksidasi,

9)    Yang dimaksud pour point adalah :
a)    Ketahanan fluida untuk mengalir.
b)    Temperatur terendah dirnana pelumas masih dapat mengalir.
c)     kemudahan untuk terpisah dari air.
d)    Kernarnpuan pelumas menetralisasi asam hasil oksidasi,

10)  Urutan logis dari siklus perawatan adalah :
a)    Reparasi kecil, inspeksi, reparasi medium, dan bongkar total.
b)    Reparasi medium, inspeksi, reparasi kecil, dan bongkar total.
c)     Inspeksi, reparasi kecil, reparasi medium, dan bongkar total.
d)    Bongkar total, Iinspeksi, reparasi kecil, dan reparasi medium.

1 komentar:

  1. Terima kasih atas blognya, sangat membantu saya dalam belajar.
    semoga untuk bacaannya selalu update.

    BalasHapus